BAB II TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM
2.1 Alasan Organisasi Pengembangan Sistem
Adanya
permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa : betidakberesan sistem yang lama,
etidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak
dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, pertumbuhan organisasi,
kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin
meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus
disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi
dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan
manajemen.
Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah. Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah. Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
2.2 Prinsip-Prinsip Pengembangan Sistem
- Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
- Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan dan investasi yang terbaik harus bernilai
- Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
- Tahapan kerja & tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem
- Jangan takut membatalkan proyek
- Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
2.3 Tahapan Organisasi Pengembangan Sistem
Siklus
hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian
aktivitas yang di-laksanakan oleh profesional dan pemakai sistem
informasi untuk mengembangkan dan meng-implementasikan sistem informasi.
Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas tujuh
fase, yaitu :Ketujuh fase siklus hidup pengembangan sistem ini dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini.
- Perencanaan sistem
- Analisis sistem
- Perancangan sistem secara umum / konseptual
- Perancangan sistem secara detail
- Evaluasi dan seleksi sistem
- Implementasi sistem
- Pemeliharaan / Perawatan Sistem
Gambar Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Penjelasan mengenai fase-fase siklus hidup pengembangan sistem :
1. Perencanaan Sistem
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan selama
fase perencanaan sistem adalah faktor-faktor
kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan
berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan serta faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan
dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap
proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan
proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi.
Faktor
kelayakan
(feasibility
factors)
|
Faktor
strategis
(strategic
factors)
|
Kelayakan teknis
|
Produktivitas
|
Kelayakan ekonomis
|
Diferensiasi
|
Kelayakan legal
|
Manajemen
|
Kelayakan operasional
| |
Kelayakan rencana
|
Suatu sistem
yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut :
- Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan dapat dikembangkan dan diimplementasikan dengan menggunakan teknologi yang ada atau apakah teknologi yang baru dibutuhkan.
- Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukup untuk mendukung estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.
- Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem yang sedang dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya secara legal.
- Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan keahlian pegawai yang ada cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan prosedur dan keahlian.
- Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus telah beroperasi dalam waktu yang telah ditetapkan.
Selain layak,
proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-faktor strategis, seperti :
- Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yang tersedia. Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti. Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit yang dihasilkan.
- Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan produk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari saingannya. Diferensiasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat, dan biaya yang lebih rendah.
- Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi untuk menolong manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan. Manajemen ini dapat dilihat dengan adanya laporanlaporan tentang efisiensi produktivitas setiap hari.
2. Analisis Sistem
Adalah mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
3. Perancangan Sistem Secara Umum (Konseptual)
Dalam fase ini dibentuk
alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai (user). Alternatif ini merupakan
perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan
manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan
mereka. Analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasi-kan laporan-laporan
dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing
laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau
tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini
dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
Jadi,
perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas bagaimana
setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali,
database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga menerangkan
data yang akan dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih
struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik
atau bahkan file-file dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis menjelaskan
bagaimana data diproses untuk menghasilkan output.
4. Perancangan Sistem Secara Detail
Pada fase ini semua
komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout)
dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang
dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Semua input ditentukan dan format input baik untuk layar dan form-form biasa
direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan
output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output.
Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch.
Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur
ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan
sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang
untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk
melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada
beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang
kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi.
Pada akhir fase ini,
laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi
beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan
sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga
dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan
menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi
lainnya.
Meskipun sejumlah orang
telah me-review dan menyetujui setiap komponen rancangan sistem, review
terhadap rancangan sistem secara detail harus dilakukan kembali secara
menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem dan personel manajemen, sedangkan
profesional sistem mungkin tidak terlibat dalam kegiatan ini.
Tujuan dilakukannya
review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error dan kekurangan
rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu
yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai
dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah
semua review secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat
dan pemakai dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara
detail.
5. Evaluasi dan seleksi sistem
Menyeleksi penggunaan
software maupun hardware didalam penerapan sistem baru
6. Implementasi sistem
Pada fase ini sistem
siap untuk dibuat dan diinstalasi, sejumlah tugas harus dikoordinasi dan
dilaksanakan untuk implementasi sistem baru
7.
Pemeliharaan / Perawatan Sistem
Bertujuan
untuk menjaga agar sistem informai dapat digunakan dalam organisasi tersebut
dalam jangka waktu yang cukup lama.
2.4 Metodologi Pengembangan Sistem
Twitter
updates
No public Twitter messages. Twitter
Popular
Posts
Download MP3 Linkin...
Audio codec: MP3 Quality: 128 kbps Playtime: 3:53 size : 3,56 MB for
Lyrics: The ...
Harapan Ku Telah...
Slahkah ku ini bila menyanyangi mu ku telah berusaha tuk mendapatkan ...
Download E-Paper Bisnis...
Link Download klik di sini
Tahukah Anda Bagaimana...
Beberapa waktu yang lalu, satelit merupakan barang yang amat eksotis,
...
Android
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux.
...
IP
Categories
Berita
Buletian Amanah
Download
Driver
E-Book
E-Paper
Ekonomi
Handpone
Indosat
Internet
Kesehatan
Lyric Lagu
Pemilu
Puisi
Seminar
Sistem Informasi
Software
Sosial
Totorial
Virus
Windows 8
Windows XP
Archives
October 2015
January 2013
April 2012
March 2012
December 2011
November 2011
July 2010
March 2009
February 2009
January 2009
December 2008
November 2008
October 2008
September 2008
August 2008
June 2008
May 2008
March 2008
February 2008
January 2008
December 2007
November 2007
October 2007
August 2007
January 2007
Recent
Comments
Juning on Download E-Book Dalam Mihrab Cinta
Anita Pellegrini on Download Epaper Bisnis Indonesia 31-03-2012
visit now on Harapan Ku Telah Hilang
college tips on Android
YourCollegeCompanion on Backup Dan Restore AktivasiWindows 8
Tag
cloud
handpone novel cerpen virus sosial internet ebook linux buletin
amanah windows driver puisi software windows xp epaper ekonomi seminar
berita lyric lagu download pemilu sistem informasi kesehatan indosat
RSS
Facebook
Twitter
Posted by yandweb On November - 28 - 2008
Metodologi Pengembangan
Sistem
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan
oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah
suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi
Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka
pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem
informasi. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan
istilah Algoritma.
Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan
teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan
pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat
lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak
melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah
dirawat.
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (dalil)
yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Klasifikasi dari metodologi :
1. Functional decomposition methodologies (Metodologi Pemecahan
Fungsional)
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam
subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok
metodologi ini adalah:
– HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
– Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
– Information Hiding
2. Data Oriented Methodologies (Metodologi Orientasi Data)
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan
diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat
digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di
dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
– SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
– Composite Design
– SSAD (Structured System Analysis and Design)
Data Structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang
termasuk dalam metodologi ini adalah :
– JSD (Jackson’s System Development)
– W/O (Warnier/Orr)
3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan
perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan
dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi.
ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
• PSL, merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk
mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL
dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA.
PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan
bahasa pemrograman prosedural.
• PSA merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data
dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan,
disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
Metodologi pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan
oleh:
1. Penulis Buku
2. Peneliti
3. Konsultan
4. System House
5. Pabrik Software
Model pengembangan SI (Siklus Hidup SI) :
1. Model sekuensial linier (clasic life cycle/waterfall model),
Terdiri dari tahapan perencanaan sistem (rekayasa sistem), analisa
kebutuhan, desain, penulisan program, pengujian dan perawatan sistem.
– Membutuhkan pendekatan sistemstis dan sekuensial dalam pengembangan
s/w
– Dimulai dari analisis, desain, coding, testing dan pemeliharaan
– Rekayasa sistem & analisa : pembentukan kebutuhan dari semua
elemen sistem dan menganalisa kebutuhan keinginan user. Meliputi I/O,
waktu pengerjaan , ukuran dan jumlah data yang ditangani
– Analisa kebutuhan sistem dan s/w : proses menentukan arsitektur sistem
secara total dan menentukan ukuran data dan jumlah data
– Design : menentukan dasar-dasar pembentukan dan pemilihan struktur
data, strukrtur program, arsitektur program, pemilihan algoritma,
intereksi dgn user
– Coding, mentrasformasikan desain kedalam baris-baris program,
pemilihan Bahasa
– Testing, pengujian kebenaran program, error debugging
– Maintenence, perawatan s/w agar dapat digunakan trus.
Kelemahan clasic life cycle/waterfall model:
– Metode dengan menyajikan gambaran yang lengkap tentang sistemnya,
pemesan dapat melihat pemodelan system dari sisi tampilan maupun teknik
prosedural yang akan dibangun
– Pada sisi developmet Mencoba efisiensi algoritma, interaksi dengan OS
dan user
– Terdiri atas ; model kertas, model kerja, program
– Dievaluasi oleh user dan digunakan untuk mengolah kembali kebutuhanya
– Pihak pengembang akan mempelajari kebutuhan dan mengerti keinginan
user
– Mengidentifikasi kebutuhan pemakai, analis sistem akan melakukan studi
kelayakan dan studi terhadap kebutuhan pemakai, meliputi model
interface, teknik prosedural dan teknologi yang akan digunakan.
2. Model prototipe (prototyping model),
Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat,
pembentukan prototipe, evaluasi pelanggan terhadap prototipe, perbaikan
prototipe dan produk akhir.
– Mengidentifikasi kebutuhan : analisa terhadap kebutuhan calon user
– Quick design : pembuatan desain global untuk membentuk s/w contoh
– Build prototype : pembuatan s/w prototype termasuk pengujian dan
penyempurnaan
– Evaluasi pelanggan : mengevaluasi prototipe dan memperhalus analis
kebutuhan calon pemakai
– Pembuatan & implementasi : pembuatan sebenarnya termasuk design,
coding, dan testing
Kelemahan prototyping model:
– Ketidaksadaran user bahwa ini hanya suatu model awal bukan model akhir
– Pengembang kadang-kadang membuat implementasi yang sembarangan
– Teknik dan tools yang tidak optimal pada prototipe yang akan tetap
digunakan pada s/w sesungguhnya.
3. Rapid Application Development (RAD) model,
Dengan kegiatan dimulai pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan
proses, pembangkitan aplikasi dan pengujian.
– Proses pengembangan s/w secara sekuensial linier
– Kecepatan adaptasi yg tinggi, dapat dibuat dengan cepat dgn pendekatan
pembangunan berbasis komponen
– Jika data, analisa jelas, dan lingkup kecil maka RAD dapat digunakan
dgn baik
– Sering juga disebut ‘versi high speed’ dari model waterfall
– Penekanan pd putaran pengembangan yang pendek
– Pembangkitan Aplikasi, Melakukan penggunaan kembali komponen yang ada
(jika mungkin)
– Atau membuat kembali penggunaan kembli komponen jika dibutuhkan
– Pengujian / pergantian, Proses RAD menekankan pada penggunaan kembali
dan komponen program telah siap diuji
Kelemahan Rapid Application Development model:
– Model yang besar (skala proyek), membutuhkan resources yg baik dan
solid
– Membutuhkan komitmen pengembang dan user yang sama agar cepat selesai
sesuai dengan rencana
4. Model evolusioner
Yang dapat berupa model incremental atau model spiral
Model incremental merupakan gabungan model sekuensial linier dengan
prototyping (mis perangkat lunak pengolah kata dengan berbagai versi).
Sedangkan model spiral menekan adanya analisa resiko. Jika analisa
resiko menunjukkan ada ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka
pengembangan sistem dapat dihentikan.
– Metode ini dirancang secara revolusioner dengan tahapan yang jelas,
tetapi terbuka bagi partisipasi pemesan untuk ikut serta menentukan
pemodelan system
– Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus
menikutsertakan pemesan
– Model ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype.
Mengabungkan keuntungan model air terjun dan prototype dan memasukkan
analissis resiko
– Spiral melibatkan proses iterasi, dimana setiap iterasi bekerja pada
satu level produk dimulai dari level prototype awal sampai pada level
s/w SIM yang diinginkan
– Setiap perpindahan level didahului analisa Resiko
5. Teknik generasi ke-empat (4GT),
Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, strategi perancangan, implementasi
menggunakan 4GL dan pengujian.
– Membangun s/w dengan menggunakan sejumlah perangkat bantu (tools)
– Tools memungkinkan pembuat menentukan sejumlah karakteristik s/w
tersebut pada tingkat tinggi
– Menekankan pada kemampuan menentukan s/w pada level mesin dgn bahasa
lebih alami
– Tools-tools 4GT : bahasa non procedural untuk query basis data, report
eneration, manipulasi data, pendefinisian dan interaksi pada layar
monitor, dan kemampuan spreedsheet.
– Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pelanggan langsung menerangkan
kebutuhan dan langsung ditranslasikan ke prototype operasional.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
1. Metodologi Waterfall
Metodologi Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970, sekarang model ini lebih dikenal dengan Liner Sequential Model.
Karakteristik dari metodologi waterfall ini meliputi beberapa bagian, yaitu :
• Aktivitas mengalir dari satu fase ke fase lainnya secara berurutan.
• Setiap fase dikerjakan terlebih dahulu sampai selesai, jika sudah selesai baru mulai menuju fase berikutnya.
Tahapan penelitian pada model waterfall meliputi metodologi berupa :
1. System Engineering
Menetapkan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
2. Analisis
Menganalisis hal-hal yang diperlukan untuk pembuatan atau pengembangan perangkat lunak
3. Design
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh programmer . Tiga atribut yang penting dalam proses perancangan yaitu : struktur data, arsitektur perangkat lunak dan prosedur rinci / algoritma.
4. Coding
Menerjemahkan data yang telah dirancang / algoritma ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan
5. Testing
Uji coba terhadap program telah dibuat .
6. Maintenance
Perubahan atau penambahan program sesuai dengan permintaan user.
Kelebihan dari metode WaterFall :
Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.
Kekurangan dari metode Waterfall :
Metodologi Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970, sekarang model ini lebih dikenal dengan Liner Sequential Model.
Karakteristik dari metodologi waterfall ini meliputi beberapa bagian, yaitu :
• Aktivitas mengalir dari satu fase ke fase lainnya secara berurutan.
• Setiap fase dikerjakan terlebih dahulu sampai selesai, jika sudah selesai baru mulai menuju fase berikutnya.
Tahapan penelitian pada model waterfall meliputi metodologi berupa :
1. System Engineering
Menetapkan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
2. Analisis
Menganalisis hal-hal yang diperlukan untuk pembuatan atau pengembangan perangkat lunak
3. Design
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh programmer . Tiga atribut yang penting dalam proses perancangan yaitu : struktur data, arsitektur perangkat lunak dan prosedur rinci / algoritma.
4. Coding
Menerjemahkan data yang telah dirancang / algoritma ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan
5. Testing
Uji coba terhadap program telah dibuat .
6. Maintenance
Perubahan atau penambahan program sesuai dengan permintaan user.
Kelebihan dari metode WaterFall :
Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.
Kekurangan dari metode Waterfall :
- Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.
- Sulit bagi pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan secara eksplisit.
- Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
- Kesalahan di awal tahap berakibat sangat fatal pada tahap berikutnya.
2. Metodologi Prototipe
Model ini dikembangkan karena adanya kegagalan yang terjadi akibat pengembangan project / aplikasi menggunkan sistem waterfall. Kegagalan yang terjadi biasanya dikarenakan adanya kekurang pahaman atau bahkan sampai kesalah pahaman pengertian developer aplikasi mengenai user requirement yang ada.
Yang berbeda dari metodologi prototipe ini, apabila dibandingkan dengan waterfall, yaitu adanya pembuatan prototype dari sebuah aplikasi, sebelum aplikasi tersebut memasuki tahap design. Dalam fase ini, prototype yang telah dirancang oleh developer akan diberikan kepada user untuk mendapatkan dievaluasi. Tahap ini akan terus menerus diulang sampai kedua belah pihak benar-benar mengerti tentang requirement dari aplikasi yang akan dikembangkan. Apabila prototype telah selesai, maka tahapan aplikasi akan kembali berlanjut ke tahap design dan kembali mengikuti langkah-langkah pada waterfall model. Kekurangan dari tipe ini adalah tim developer pengembang aplikasi harus memiliki kemampuan yang baik karna dalam mengembangkan prototype ini hanya terdapat waktu yang singkat. Sebuah prototiping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat minimal.
Gambar Prototyping Method
Tahapan Metodologi Prototipe :
1. Pengumpulan Kebutuhan dan perbaikan
Menetapkan segala kebutuhan untuk pembangunan perangkat lunak
2. Disain cepat
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.
3. Bentuk Prototipe
Menerjemahkan data yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman (Program contoh atau setengah jadi )
4. Evaluasi Pelanggan Terhadap Prototipe
Program yang sudah jadi diuji oleh pelanggan, dan bila ada kekurangan pada program bisa ditambahkan.
5. Perbaikan Prototype
Perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kemudian dibuat program kembali dan di evaluasi oleh konsumen sampai semua kebutuhan user terpenuhi.
6. Produk Rekayasa
Program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user sudah terpenuhi
Metodologi adalah
kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan,
aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu
pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara,
teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi
Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka
pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem
informasi. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan
istilah Algoritma.
Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan
teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan
pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat
lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak
melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah
dirawat.
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (dalil)
yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Klasifikasi dari metodologi :
1. Functional decomposition methodologies (Metodologi Pemecahan
Fungsional)
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam
subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok
metodologi ini adalah:
– HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
– Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
– Information Hiding
2. Data Oriented Methodologies (Metodologi Orientasi Data)
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan
diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat
digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di
dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
– SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
– Composite Design
– SSAD (Structured System Analysis and Design)
Data Structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang
termasuk dalam metodologi ini adalah :
– JSD (Jackson’s System Development)
– W/O (Warnier/Orr)
3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan
perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan
dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi.
ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
• PSL, merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk
mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL
dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA.
PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan
bahasa pemrograman prosedural.
• PSA merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data
dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan,
disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
Metodologi pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan
oleh:
1. Penulis Buku
2. Peneliti
3. Konsultan
4. System House
5. Pabrik Software
Model pengembangan SI (Siklus Hidup SI) :
1. Model sekuensial linier (clasic life cycle/waterfall model),
Terdiri dari tahapan perencanaan sistem (rekayasa sistem), analisa
kebutuhan, desain, penulisan program, pengujian dan perawatan sistem.
– Membutuhkan pendekatan sistemstis dan sekuensial dalam pengembangan
s/w
– Dimulai dari analisis, desain, coding, testing dan pemeliharaan
– Rekayasa sistem & analisa : pembentukan kebutuhan dari semua
elemen sistem dan menganalisa kebutuhan keinginan user. Meliputi I/O,
waktu pengerjaan , ukuran dan jumlah data yang ditangani
– Analisa kebutuhan sistem dan s/w : proses menentukan arsitektur sistem
secara total dan menentukan ukuran data dan jumlah data
– Design : menentukan dasar-dasar pembentukan dan pemilihan struktur
data, strukrtur program, arsitektur program, pemilihan algoritma,
intereksi dgn user
– Coding, mentrasformasikan desain kedalam baris-baris program,
pemilihan Bahasa
– Testing, pengujian kebenaran program, error debugging
– Maintenence, perawatan s/w agar dapat digunakan trus.
Kelemahan clasic life cycle/waterfall model:
– Metode dengan menyajikan gambaran yang lengkap tentang sistemnya,
pemesan dapat melihat pemodelan system dari sisi tampilan maupun teknik
prosedural yang akan dibangun
– Pada sisi developmet Mencoba efisiensi algoritma, interaksi dengan OS
dan user
– Terdiri atas ; model kertas, model kerja, program
– Dievaluasi oleh user dan digunakan untuk mengolah kembali kebutuhanya
– Pihak pengembang akan mempelajari kebutuhan dan mengerti keinginan
user
– Mengidentifikasi kebutuhan pemakai, analis sistem akan melakukan studi
kelayakan dan studi terhadap kebutuhan pemakai, meliputi model
interface, teknik prosedural dan teknologi yang akan digunakan.
2. Model prototipe (prototyping model),
Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat,
pembentukan prototipe, evaluasi pelanggan terhadap prototipe, perbaikan
prototipe dan produk akhir.
– Mengidentifikasi kebutuhan : analisa terhadap kebutuhan calon user
– Quick design : pembuatan desain global untuk membentuk s/w contoh
– Build prototype : pembuatan s/w prototype termasuk pengujian dan
penyempurnaan
– Evaluasi pelanggan : mengevaluasi prototipe dan memperhalus analis
kebutuhan calon pemakai
– Pembuatan & implementasi : pembuatan sebenarnya termasuk design,
coding, dan testing
Kelemahan prototyping model:
– Ketidaksadaran user bahwa ini hanya suatu model awal bukan model akhir
– Pengembang kadang-kadang membuat implementasi yang sembarangan
– Teknik dan tools yang tidak optimal pada prototipe yang akan tetap
digunakan pada s/w sesungguhnya.
3. Rapid Application Development (RAD) model,
Dengan kegiatan dimulai pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan
proses, pembangkitan aplikasi dan pengujian.
– Proses pengembangan s/w secara sekuensial linier
– Kecepatan adaptasi yg tinggi, dapat dibuat dengan cepat dgn pendekatan
pembangunan berbasis komponen
– Jika data, analisa jelas, dan lingkup kecil maka RAD dapat digunakan
dgn baik
– Sering juga disebut ‘versi high speed’ dari model waterfall
– Penekanan pd putaran pengembangan yang pendek
– Pembangkitan Aplikasi, Melakukan penggunaan kembali komponen yang ada
(jika mungkin)
– Atau membuat kembali penggunaan kembli komponen jika dibutuhkan
– Pengujian / pergantian, Proses RAD menekankan pada penggunaan kembali
dan komponen program telah siap diuji
Kelemahan Rapid Application Development model:
– Model yang besar (skala proyek), membutuhkan resources yg baik dan
solid
– Membutuhkan komitmen pengembang dan user yang sama agar cepat selesai
sesuai dengan rencana
4. Model evolusioner
Yang dapat berupa model incremental atau model spiral
Model incremental merupakan gabungan model sekuensial linier dengan
prototyping (mis perangkat lunak pengolah kata dengan berbagai versi).
Sedangkan model spiral menekan adanya analisa resiko. Jika analisa
resiko menunjukkan ada ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka
pengembangan sistem dapat dihentikan.
– Metode ini dirancang secara revolusioner dengan tahapan yang jelas,
tetapi terbuka bagi partisipasi pemesan untuk ikut serta menentukan
pemodelan system
– Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus
menikutsertakan pemesan
– Model ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype.
Mengabungkan keuntungan model air terjun dan prototype dan memasukkan
analissis resiko
– Spiral melibatkan proses iterasi, dimana setiap iterasi bekerja pada
satu level produk dimulai dari level prototype awal sampai pada level
s/w SIM yang diinginkan
– Setiap perpindahan level didahului analisa Resiko
5. Teknik generasi ke-empat (4GT),
Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, strategi perancangan, implementasi
menggunakan 4GL dan pengujian.
– Membangun s/w dengan menggunakan sejumlah perangkat bantu (tools)
– Tools memungkinkan pembuat menentukan sejumlah karakteristik s/w
tersebut pada tingkat tinggi
– Menekankan pada kemampuan menentukan s/w pada level mesin dgn bahasa
lebih alami
– Tools-tools 4GT : bahasa non procedural untuk query basis data, report
eneration, manipulasi data, pendefinisian dan interaksi pada layar
monitor, dan kemampuan spreedsheet.
– Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pelanggan langsung menerangkan
kebutuhan dan langsung ditranslasikan ke prototype operasional.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Twitter
updates
No public Twitter messages. Twitter
Popular
Posts
Download MP3 Linkin...
Audio codec: MP3 Quality: 128 kbps Playtime: 3:53 size : 3,56 MB for
Lyrics: The ...
Harapan Ku Telah...
Slahkah ku ini bila menyanyangi mu ku telah berusaha tuk mendapatkan ...
Download E-Paper Bisnis...
Link Download klik di sini
Tahukah Anda Bagaimana...
Beberapa waktu yang lalu, satelit merupakan barang yang amat eksotis,
...
Android
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux.
...
IP
Categories
Berita
Buletian Amanah
Download
Driver
E-Book
E-Paper
Ekonomi
Handpone
Indosat
Internet
Kesehatan
Lyric Lagu
Pemilu
Puisi
Seminar
Sistem Informasi
Software
Sosial
Totorial
Virus
Windows 8
Windows XP
Archives
October 2015
January 2013
April 2012
March 2012
December 2011
November 2011
July 2010
March 2009
February 2009
January 2009
December 2008
November 2008
October 2008
September 2008
August 2008
June 2008
May 2008
March 2008
February 2008
January 2008
December 2007
November 2007
October 2007
August 2007
January 2007
Recent
Comments
Juning on Download E-Book Dalam Mihrab Cinta
Anita Pellegrini on Download Epaper Bisnis Indonesia 31-03-2012
visit now on Harapan Ku Telah Hilang
college tips on Android
YourCollegeCompanion on Backup Dan Restore AktivasiWindows 8
Tag
cloud
handpone novel cerpen virus sosial internet ebook linux buletin
amanah windows driver puisi software windows xp epaper ekonomi seminar
berita lyric lagu download pemilu sistem informasi kesehatan indosat
RSS
Facebook
Twitter
Posted by yandweb On November - 28 - 2008
Metodologi Pengembangan
Sistem
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan
oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah
suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi
Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka
pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem
informasi. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan
istilah Algoritma.
Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan
teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan
pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat
lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak
melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah
dirawat.
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (dalil)
yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Klasifikasi dari metodologi :
1. Functional decomposition methodologies (Metodologi Pemecahan
Fungsional)
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam
subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok
metodologi ini adalah:
– HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
– Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
– Information Hiding
2. Data Oriented Methodologies (Metodologi Orientasi Data)
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan
diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat
digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di
dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
– SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
– Composite Design
– SSAD (Structured System Analysis and Design)
Data Structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang
termasuk dalam metodologi ini adalah :
– JSD (Jackson’s System Development)
– W/O (Warnier/Orr)
3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan
perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan
dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi.
ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
• PSL, merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk
mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL
dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA.
PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan
bahasa pemrograman prosedural.
• PSA merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data
dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan,
disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
Metodologi pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan
oleh:
1. Penulis Buku
2. Peneliti
3. Konsultan
4. System House
5. Pabrik Software
Model pengembangan SI (Siklus Hidup SI) :
1. Model sekuensial linier (clasic life cycle/waterfall model),
Terdiri dari tahapan perencanaan sistem (rekayasa sistem), analisa
kebutuhan, desain, penulisan program, pengujian dan perawatan sistem.
– Membutuhkan pendekatan sistemstis dan sekuensial dalam pengembangan
s/w
– Dimulai dari analisis, desain, coding, testing dan pemeliharaan
– Rekayasa sistem & analisa : pembentukan kebutuhan dari semua
elemen sistem dan menganalisa kebutuhan keinginan user. Meliputi I/O,
waktu pengerjaan , ukuran dan jumlah data yang ditangani
– Analisa kebutuhan sistem dan s/w : proses menentukan arsitektur sistem
secara total dan menentukan ukuran data dan jumlah data
– Design : menentukan dasar-dasar pembentukan dan pemilihan struktur
data, strukrtur program, arsitektur program, pemilihan algoritma,
intereksi dgn user
– Coding, mentrasformasikan desain kedalam baris-baris program,
pemilihan Bahasa
– Testing, pengujian kebenaran program, error debugging
– Maintenence, perawatan s/w agar dapat digunakan trus.
Kelemahan clasic life cycle/waterfall model:
– Metode dengan menyajikan gambaran yang lengkap tentang sistemnya,
pemesan dapat melihat pemodelan system dari sisi tampilan maupun teknik
prosedural yang akan dibangun
– Pada sisi developmet Mencoba efisiensi algoritma, interaksi dengan OS
dan user
– Terdiri atas ; model kertas, model kerja, program
– Dievaluasi oleh user dan digunakan untuk mengolah kembali kebutuhanya
– Pihak pengembang akan mempelajari kebutuhan dan mengerti keinginan
user
– Mengidentifikasi kebutuhan pemakai, analis sistem akan melakukan studi
kelayakan dan studi terhadap kebutuhan pemakai, meliputi model
interface, teknik prosedural dan teknologi yang akan digunakan.
2. Model prototipe (prototyping model),
Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat,
pembentukan prototipe, evaluasi pelanggan terhadap prototipe, perbaikan
prototipe dan produk akhir.
– Mengidentifikasi kebutuhan : analisa terhadap kebutuhan calon user
– Quick design : pembuatan desain global untuk membentuk s/w contoh
– Build prototype : pembuatan s/w prototype termasuk pengujian dan
penyempurnaan
– Evaluasi pelanggan : mengevaluasi prototipe dan memperhalus analis
kebutuhan calon pemakai
– Pembuatan & implementasi : pembuatan sebenarnya termasuk design,
coding, dan testing
Kelemahan prototyping model:
– Ketidaksadaran user bahwa ini hanya suatu model awal bukan model akhir
– Pengembang kadang-kadang membuat implementasi yang sembarangan
– Teknik dan tools yang tidak optimal pada prototipe yang akan tetap
digunakan pada s/w sesungguhnya.
3. Rapid Application Development (RAD) model,
Dengan kegiatan dimulai pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan
proses, pembangkitan aplikasi dan pengujian.
– Proses pengembangan s/w secara sekuensial linier
– Kecepatan adaptasi yg tinggi, dapat dibuat dengan cepat dgn pendekatan
pembangunan berbasis komponen
– Jika data, analisa jelas, dan lingkup kecil maka RAD dapat digunakan
dgn baik
– Sering juga disebut ‘versi high speed’ dari model waterfall
– Penekanan pd putaran pengembangan yang pendek
– Pembangkitan Aplikasi, Melakukan penggunaan kembali komponen yang ada
(jika mungkin)
– Atau membuat kembali penggunaan kembli komponen jika dibutuhkan
– Pengujian / pergantian, Proses RAD menekankan pada penggunaan kembali
dan komponen program telah siap diuji
Kelemahan Rapid Application Development model:
– Model yang besar (skala proyek), membutuhkan resources yg baik dan
solid
– Membutuhkan komitmen pengembang dan user yang sama agar cepat selesai
sesuai dengan rencana
4. Model evolusioner
Yang dapat berupa model incremental atau model spiral
Model incremental merupakan gabungan model sekuensial linier dengan
prototyping (mis perangkat lunak pengolah kata dengan berbagai versi).
Sedangkan model spiral menekan adanya analisa resiko. Jika analisa
resiko menunjukkan ada ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka
pengembangan sistem dapat dihentikan.
– Metode ini dirancang secara revolusioner dengan tahapan yang jelas,
tetapi terbuka bagi partisipasi pemesan untuk ikut serta menentukan
pemodelan system
– Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus
menikutsertakan pemesan
– Model ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype.
Mengabungkan keuntungan model air terjun dan prototype dan memasukkan
analissis resiko
– Spiral melibatkan proses iterasi, dimana setiap iterasi bekerja pada
satu level produk dimulai dari level prototype awal sampai pada level
s/w SIM yang diinginkan
– Setiap perpindahan level didahului analisa Resiko
5. Teknik generasi ke-empat (4GT),
Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, strategi perancangan, implementasi
menggunakan 4GL dan pengujian.
– Membangun s/w dengan menggunakan sejumlah perangkat bantu (tools)
– Tools memungkinkan pembuat menentukan sejumlah karakteristik s/w
tersebut pada tingkat tinggi
– Menekankan pada kemampuan menentukan s/w pada level mesin dgn bahasa
lebih alami
– Tools-tools 4GT : bahasa non procedural untuk query basis data, report
eneration, manipulasi data, pendefinisian dan interaksi pada layar
monitor, dan kemampuan spreedsheet.
– Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pelanggan langsung menerangkan
kebutuhan dan langsung ditranslasikan ke prototype operasional.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
2.5 Pendekatan Organisasi Pengembangan Sistem
Pendekatan Klasik (Classical Approach) disebut juga dengan pendekatan tradisional (traditional approach) atau pendekatan konvensional (conventional approach). Metodologi pendekatan klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle. Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada pendekatan klasik adalah sebagai berikut :
- Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit. Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram.
- Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal. Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur.
- Kemungkinan kesalahan sistem besar. Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem sehingga kemungkinan kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
- Keberhasilan sistem kurang terjamin. Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.
Pendekatan Terstruktur (Structured Approach) dilengkapi
dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan
akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan
jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah
banyak yang diperkenalkan baik dalam buku-buku, maupun oleh
perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem. Metodologi ini
memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem yang terstruktur.
Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach) pendekatan ini
dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana
transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan
kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas
dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut.
Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah
ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan
istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan
diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul
mengikuti datanya.
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai
dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi.
Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan
organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya
analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan,
maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output,
input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini
juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun
bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah
decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu,
kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti
informasi yang dibutuhkan.
Pendekatan Sepotong (Piecemeal Approach) pengembangan
yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa
memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan
sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan
atau aplikasi itu saja).
Pendekatan Sistem (Systems Approach) memperhatikan
sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing
kegiatan / aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi secara global.
Pendekatan Sistem Menyeluruh (Total System Approach) pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
Pendekatan Moduler (Modular Approach) pendekatan dengan
memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem
lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara
(ciri terstruktur).
Lompatan Jauh (Great Loop Approach), pendekatan yang
menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi
canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit
dikembangkan karena terlalu komplek.
Pendekatan Berkembang (Evolutionary Approach) pendekatan
yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang
memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya
mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.
2.6 Alat dan Teknik
- HIPO diagram
- Data flow diagram
- Structured chart
- SADT diagram
- Warnier / Orr diagram
- Jackson’s diagram
Beberapa
alat berbentuk grafik yang sifatnya umum yaitu dapat digunakan disemua
metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya :
- Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) terdiri dari bagan alir sistem (system flowchart), bagan alir logika program (program logic flowchart), bagan alir program komputer (detailed computer program flowchart), bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir, bagan alir hubungan database (database relationship flowchart), bagan alir proses (process flowchart), Gant Chart.
- Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout Charting)
- Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (Personal Relationship Charting) terdiri dari bagan distribusi kerja (working distribution chart) dan bagan organisasi (organization chart) .
Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya :
- Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek.
- Teknik untuk menemukan fakta (Fact Finding Technique), yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini diantaranya adalah wawancara (interview) persiapan yang dilakukan adalah buat janji pertemuan, pastikan orang yang akan diwawancarai, pokok permasalahan. Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan adalah siapa yang akan diwawancarai, pokok permasalahan, tanggapan, kapan akan bertemu kembali, observasi (observation), daftar pertanyaan (questionaires) dan pengumpulan sampel (sampling).
- Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi seperti biaya pengadaan, biaya persiapan, biaya proyek, biaya operasi. Serta manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti manfaat mengurangi biaya, manfaat mengurangi kesalahan, manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas, manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen.
- Teknik untuk menjalankan rapat. Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan ide-ide, memecahkan permasalahan-permasalahan, menyelesaikan konflik - konflik yang terjadi, menganalisis kemajuan proyek, mengumpulkan data atau fakta, perundingan-perundingan. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan adalah merencanakan rapat, menjalankan rapat dan menindaklanjuti hasil rapat.
- Teknik Inspeksi (Walkthroug). Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan sistem. Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan inspeksi (inspection) sedangkan yang tidak formal disebut Walkthrough.
0 Response to "BAB II TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM"
Posting Komentar